Teman - teman Bandung, masih ingat dengan Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno?
Kota Bandung memiliki keterikatan sendiri dengan sosok kharismatik ini. Terutama pada masa perkuliahan beliau. Yes, he studied in Bandung during college time. Tambah satu lagi poin spesial kota Bandung, kan?
Mau tau gimana kisah mahasiswa nya Bung Karno? Check this one out :)
Tahun 1922 beliau bersekolah di Technisce Hooge School (ITB) dan lulus pada tanggal 25 Mei 1926. dan salah satu dosen beliau adalah C.P Wolff Schoemaker yang banyak mengarsiteki bangunan-bangunan bersejarah di Bandung.
Soekarno merupakan 1 dari 11 anak pribumi yang berhasil diwisuda sebagai Insinyur dari THS. Soekarno berhasil lulus sebagai Insinyur Teknik Sipil mendapatkan gelar Civile Ingeniuer (Insinyur Sipil).dengan spesialisasi pekerjaan Jalan Raya dan Pengairan.
Pada masa sekolah di Surabaya, maupun ketika kuliah di Bandung, Sukarno senang membaca dan banyak menulis untuk suratkabar atau majalah. Ia selalu menulis nama samaran “Bima” untuk tiap tulisannya. Di antaranya ia menjadi penulis tetap di Majalah “Oetoesan Hindia” pimpinan HOS Cokroaminoto.
Ada satu pegangan yang menjadi prinsip Sukarno, yaitu pendapat seorang ahli filsafat yang theosofis, Swami Vivekananda. Pendapat yang selalu dihafal Sukarno adalah: “Janganlah membuat otakmu menjadi perpustakaan, tetapi pakailah pengetahuannmu secara aktif”.
Saat kuliah di Bandung, semangat kejuangan Sukarno semakin membara. Ia selalu tampil di panggung, kalau ada kegiatan berpidato. Terbukti ia kemudian terkenal sebagai jago pidato dan digelari “singa podium”. Ia juga berani menyampai kritik tajam kepada Pemerintah Kolonial Belanda yang berkuasa dan menjajah tanahair kita ini.
Pada masa Soekarno menjalni pendidikanya di Technisce Hooge School (ITB), yaitu pada tahun 1922, Technisce Hooge School (ITB) masih hanya berisikan bangunan Aula Barat, Aula Timur, Gedung Teknik Sipil, dan Gedung Fisika. Pada masa itu, Aula Barat dan Aula Timur merupakan dua bangunan yang menjadi ruang perkuliah Soekarno meraih gelar sarjana Teknik Sipil
Saat Masuk Kuliah
"Aku berkeinginan untuk meneruskan universitas di Belanda karena biasanya seorang yang ingin sekolah teknik pergi ke negeri Belanda, tetapi ibuku melarang dengan alasan biaya yang cukup besar dan ingin aku tinggal disini diantara bangsaku sendiri"
"Dan begitulah aku mendaftar diri ke universitas di bandung, mungkin suara ibuku yang didengar, akan tetapi sesungguhnya tangan Tuhanlah yang menggerakkan hatiku"
"Dan begitulah aku mendaftar diri ke universitas di bandung, mungkin suara ibuku yang didengar, akan tetapi sesungguhnya tangan Tuhanlah yang menggerakkan hatiku"
Teman Kuliah dan Pergaulan
"Aku termasuk diantara 11 orang pribumi Indonesia yang bermuka hitam terapung-apung kian kemari dalam lautan kulit putih berambut merah, berjerawat dan bermata hijau seperti kucing "
"Biasanya anak Belanda menyorakkan kami dengan kata-kata "Hei kamu anak inlander (pribumi-red) bodoh mari sini", Aku tidak tahu kekuatan apa yang ada padaku, aku hanya tahu, bahwa sekalipun aku tidak mengucapkan sepatah kata, kehadiranku saja sudah cukup untuk menutup mulut-mulut orang yang menghina lalu menghentikan perintah-perintahnya"
Kegiatan Perkuliahan
"Kami membanting tulang di sekolah. Pekerjaan rumah banyak sekali . Kuliah-kuliah yang diberikan enam hari dalam seminggu, semua kuliah dalam bahasa Belanda ditambah dengan ujian tertulis setiap triwulan selama sebulan penuh sungguh-sungguh rasanya seperti akan mematahkan tulang punggung karena bertekun"
"Aku sering tidak kuliah. Otakku sudah terlalu penuh dengan soal-soal politik, sehingga tidak mungkin memusatkan perhatian pada studi"
"Siapa yang belajar ? bukan Aku. Tidak pernah. Aku mempunyai ingatan seperti bayangan gambar dan terlalu sibuk memompakan soal politik kedalamku sehingga tidak sempat membuka buku sekolah"
Biaya Kuliah
" Aku kira bahkan kelaparanpun tidak dapat mencegah keluarga saya membiayai yang perlu bagi pendidikan anaknya. Sebagai mantri guru bapak membanting tulang seperti pekerja lainnya. Ibu duduk berjam-jam lamanya melukis kain batik sampai tengah malam hingga pelita dan pemandangan matanya menjadi samar. Supaya dapat mengumpulkan susah payah uang 300 rupiah untuk kuliah setahun. Kakak saya dan suaminya juga membantu setiap bulan"
Mata Kuliah
"Dewi dendamku adalah ilmu pasti. Aku tidak begiku kuat dalam ilmu pasti. Arsitek bagiku sangat menarik, akan tetapi kalkulasi bangunan dan komputasi (numerik bukan ?-red) jangan tanya. KLEINSTE VIERKANTEN atau geodesi semacam ilu mengukur tanah dan belajarnya dalam kaki persegi, dalam semua ini aku gagal"
Ujian
"Dalam ujian aku bermain curang, misal dalam menggambar konstruksi bangunan, aku kuat dalam pelajaran ini. Ketika dosen yang mengawas tidak memperhatikan, temanku berkata "Karno buatkan bagan untukku kau mau ?" Aku bertukar kertas dengan dia, dengan terburu-buru membuat gambar yang kedua dan menyerahkan kembali padanya. Kawanku juga membalas dalam pelajaran KLEINSTE VIERKANTEN. Professor membuat 3 pertanyaan dalam waktu 45 menit, kawan-kawanku menempatkan kertas sedemikian rupa dibangku sudut, sehingga aku dapat menyalin jawabannya. Tentu saja aku mencontoh mahasiswa yang lebih pandai dalam ilmu pasti. Cara ini bukan semata-mata curang, di Indonesia ini disebut kerjasama yang erat. GOTONG-ROYONG.
"Dalam ujian aku bermain curang, misal dalam menggambar konstruksi bangunan, aku kuat dalam pelajaran ini. Ketika dosen yang mengawas tidak memperhatikan, temanku berkata "Karno buatkan bagan untukku kau mau ?" Aku bertukar kertas dengan dia, dengan terburu-buru membuat gambar yang kedua dan menyerahkan kembali padanya. Kawanku juga membalas dalam pelajaran KLEINSTE VIERKANTEN. Professor membuat 3 pertanyaan dalam waktu 45 menit, kawan-kawanku menempatkan kertas sedemikian rupa dibangku sudut, sehingga aku dapat menyalin jawabannya. Tentu saja aku mencontoh mahasiswa yang lebih pandai dalam ilmu pasti. Cara ini bukan semata-mata curang, di Indonesia ini disebut kerjasama yang erat. GOTONG-ROYONG.
Nilai Ujian
"Ada Pameo di sekolahku di HBS (SMA-red) angka 10 buat Tuhan, 9 buat professor, 8 untuk anak yang luar biasa, 7 buat Belanda dan 6 untuk kami (Pribumi-red)"
"Aku pernah mendapat 3 karena professor melakukan taktik licik, ia mengadakan ujian lisan satu persatu hanya ada satu mahasiswa dan professor di kelas, karenanya aku jatuh"
"Aku pernah mendapat 3 karena professor melakukan taktik licik, ia mengadakan ujian lisan satu persatu hanya ada satu mahasiswa dan professor di kelas, karenanya aku jatuh"
Kurikulum
"Kurikulum kami disesuaikan dengan kebutuhan masa penjajahan Belanda. Yang dipelajari adalah teknik Kapitalis. Misal tentang irigasi, yang dipelajari bukan cara mengairi sawah yang terbaik tetapi yang diajarkan sistem pengairan tebu dan tembakau. Ini adalah irigasi kepentingan imperialisme dan kapitalisme bukan untuk memberi makan rakyat yang kelaparan tetapi membikin gendut pemilik perkebunan"
"Kurikulum kami disesuaikan dengan kebutuhan masa penjajahan Belanda. Yang dipelajari adalah teknik Kapitalis. Misal tentang irigasi, yang dipelajari bukan cara mengairi sawah yang terbaik tetapi yang diajarkan sistem pengairan tebu dan tembakau. Ini adalah irigasi kepentingan imperialisme dan kapitalisme bukan untuk memberi makan rakyat yang kelaparan tetapi membikin gendut pemilik perkebunan"
"Pelaran dalam membuat jalanan tidak menguntungkan rakyat. Jalan yang dibuat bukan menghubungkan antar pulau sehingga rakyat berpergian dengan mudah. Kami hanya merencanakan jalan tambahan sepanjang pantai dari pelabuhan ke pelabuhan sehingga pabrik dapat mengangkut secara maksimal"
"Rektor Sekolah Teknik Tinggi berkata didirikannya sekolah ini untuk memajukan politik Den Haag di Hindia suapaya dapat mengikuti kecepatan ekspansi dan eksploitasi, pemerintah saya perlu mendidik lebih banyak insinyur dan pengawas yang berpengalaman"
Mendapat Gelar Sarjana
"Dengan dua orang kawan bangsa Indonesia yang berhasil bersama-sama denganku pada tanggal 25 mei 1926 (umur Sukarno 24-red) aku mendapat gelar "INGENIEUR". Ijazahku dalam jurusan TEKNIK SIPIL (menepis bahwa dia berasal dari arsitek-red ) menentukan bahwa aku adalah spesialis dalam pekerjaan JALAN RAYA DAN PENGAIRAN. Aku sekarang diberi hak dalam menulis namaku : Ir Raden Sukarno"
Penutup
"Ketika memberi gelar sarjana teknik kepadaku, Presiden Universitas (rektor-red) berkata "Ir Sukarno, ijazah ini dapat robek dan hancur menjadi abu suatu saat. Ia tidak kekal. Ingatlah, bahwa satu-satunya kekuatan yang bisa hidup terus dan kekal adalah karakter dari seseorang. Ia akan tetap hidup dalam hati rakyat, sekalipun sesudah mati"" , "Aku tak pernah melupakan kata-kata ini"
"Ketika memberi gelar sarjana teknik kepadaku, Presiden Universitas (rektor-red) berkata "Ir Sukarno, ijazah ini dapat robek dan hancur menjadi abu suatu saat. Ia tidak kekal. Ingatlah, bahwa satu-satunya kekuatan yang bisa hidup terus dan kekal adalah karakter dari seseorang. Ia akan tetap hidup dalam hati rakyat, sekalipun sesudah mati"" , "Aku tak pernah melupakan kata-kata ini"
Disadur bebas dan diceritakan kembali dari buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia"
No comments:
Post a Comment